Bandung 2 september 1995, 00.40'
Kamu pernah bilang, kalau aku harus mulai mau terbuka. Kalau begitu, kali ini aku mau cerita. Tapi aku takut kamu tidak sempat mendengar seperti kemarin. Jadi lebih baik aku tulis saja. Kamu bisa baca kapan saja. Tak perlu menunggu hingga aku mau bicara.
Aku pamit ya. Nanti sore aku akan berangkat ke kampung naga dan kampung pulo di garut. Doakan aku ya, supaya selamat.
Maafkan aku. Belakangan ini sepertinya aku banyak menyusahkan kamu. Banyak ngambeknya. Mungkin aku lagi butuh perhatian.
Minggu ini, berat buatku. Aku belum bisa menyesuaikan suasana kampus dan perkuliahan. Tak perlu kujelaskan detailnya. Bukan aku tak mau berbagi. Tapi aku ingin menyelesaikannya sendiri.
Kamu paham kan?
Kamis lalu kamu datang ke rumah. Aku senang sekali. Ingin rasanyanya kamu aku peluk erat-erat. Sepertinya orang-orang di rumah maklum, kalau ada sesuatu diantara kita.
Dan tumben, bapak dan ibu langsung masuk dan nonton tv di kamar. Biasanya tidak begitu 🤭
Kamu tahu, biasanya kalau ada temanku datang, ia tetap saja cuek dan duduk di ruang tamu.
Tapi kemarin, kok tidak ya?
Jumat lalu, aku diantar adikku ke bank. Aku mau perpanjang deposito. Lalu kami pergi survey ke pasar. Menunggu yang lain pergi, ah. Bakal lama!
Malemnya LS nelpon. Dia bilang kangen. Hehehe.. aku juga. Rasanya sudah lama kami tidak jumpa. Kami ngobrol agak lama. Kesimpulannya kami punya masalah yang sama. Besok janjian mau ngobrol lagi.
Dan sekarang, aku sedang menyusun catatan, data-data serta foto untuk tugas 411 hari Senin depan.
Biar nggak buru-buru.
Hai kamu,
Aku masih merasa komunikasi antara kita masih kurang baik ya. Aku akan coba perbaiki. Aku sadar, aku tidak seekspresif kamu. Aku yang kalau sayang atau kangen. Jarang sekali mau bicara. Tapi aku suka sekali kalau kamu bilang rindu.
Aku tidak adil ya.😅
But, you can expect me to change it that much. I need more time. Aku harap hal itu juga terjadi pada kamu.
Kita sama-sama butuh waktu.
Kamu ingat ketika hari rabu kemarin? Jam satu siang aku masih ada kuliah interior. Aku tidak tahu kalau kamu ternyata menungguiku selesai kuliah. Kamu tahu, saat itu perutku mulas hingga keluar keringat dingin. Aku berdoa semoga kamu ada. Semoga kamu ada di luar kelas menungguku pulang.
Kamu tidak tahu. Karena aku tidak cerita.
Ah aku malah nangis. Cengeng sekali. Mood swing sekali.
Aku pamit ya.
Doakan aku.
0 comments:
Post a Comment