Setengah tiga subuh.
(Pic courtesy bifng.tumblr.com)
Tadi nonton to liong to. Lalu tidur. Jam dua bangun, ingat belum sholat isya. Lalu nyalakan tv, siapa tahu masih ada.
Here I am. Duduk, nonton tv, dan kucing tidur di kaki aku.
Aku ingat kangenku minggu lalu. Dan aku ingat saat itu mendapat pelajaran berharga.
Aku kangen. Ada yang mau aku sampaikan. Aku ingin, kamu dengerin. Tapi kenapa ya, hal itu tidak pernah terjadi. Senin lalu, aku ingin cerita banyak. Tapi tak bisa. Padahal aku lagi kangen berat. 😣
Dua
Do not ever, ever do that again to me. I promise to accompanied you. Even until the night. Tapi kok aku malah kamu tinggal. Aku nungguin lho. Ya, paling tidak kalau mau pergi, kabari.
You know what, yesterday I kinda like a stupid. Goin to library, hang around at lorong, ke warunh edy, ke ibu lotek, ke G, ke lorong lagi.
Aku kesal.
Please don't do that again. Bagi kamu, mungkin ini tidak penting. Tapi kamu kemana? Ketika aku sedang sedih. Ketika aku ingin bicara.
Kamu tak pernah ada.
Cih! (Aku, saat ini.😌😂)
Ketiga
Jam tiga kurang seperempat
Subuh. Dingin. Aku pilek lagi. Kaset bread sedang diputar. Aku suka sekali. Hampir setiap hari. Tiap saat. Tiap waktu.
I really love it.
Sebentar lagi mulai kuliah. Masuk semester baru. Tapi aku ingin pergi. Pergi yang jauh. Jauh banget.
Aku tidak suka disini. Rasanya, apa yang kulakukan selalu saja salah.
Aku mau pergi.
But how?
Cewek memang susah. Banyak yang harus dijaga. Harus hati-hati. Pergi sendiri? Mana boleh.
Empat
Kemaren bapak menegurku. Hari jumat lalu, salah satu teman ex-SMA aku ulang tahun. I dunno how to describe our relation. 😌 its complicated. I
He used to called me 'mbak' even his ages was older 7 month than me. Sebenarnya aku yang minta ditraktir makan-makan. Aku kira beramai-ramai. Ternyata hanya kami berdua.
Actually, little bit ackward at time. 😅
Jujur, timbul rasa bersalah pada kamu. Saat itu, aku lagi kangen dan memupuk harap bisa ketemu kamu.
Tapi sekarang, I don't think I ever had that feelin again. Lesson from todat, that I did not espect to much from someone.
Ever!
Lima
Itu yang aku maksud pelajaran. Tidak ada hubungannya dengan teman ex SMA ku. Mungkin tadi aku tulis ketika aku kesal.
Mungkin.
Sederhananya, aku tak mungkin bisa dapat yang aku mau. Solusinya? Aku tidak tahu. Karena masalahnya ada pada diri aku yang keras ini.
Selalu berpikir bahwa semua akan berjalan seperti yang aku mau.
Padahal tidak begitu bukan? Aku yang harus berubah. Tapi aku tidak mau. 😅
Gila memang.
Jadi jumat lalu itu aku ditegur karena dibonceng dengan motor. Mungkin sebenernya bukan masalah dibonceng motor, tapi pergi berdua dengan laki laki.
Bah!
Enam
Hari Sabtu. Teman SMA aku menikah.
(Kucingku sekarang pindah ke meja, tadi kami duduk berdua di lantai. Dia tahu karena suhu semakin dingin. Sementara aku sudah sejak tadi pindah ke atas kasur)
Teman wanitaku ini kuliah di unisba, calon suaminya sudah lulus dari UI. Aku tahu karena mereka sudah pacaran sejak SMA.
Aku melihat mereka. Dan aku iri.
Aku ingin nanti menikah dengan kamu. Berdiri berdampingan dan duduk berdampingan.
(Sekarang kucingku pindah ke kasur, mengganggu tulisanku dengan cara yang lucu)
Di tempat itu, aku bertemu dengan banyak orang. Bertemu beberapa teman SMA. Selesai makan, lalu pulang.
Tujuh
Oiya sudah dua hari ini akukerja bareng JJ dan 3B. Aku sedih. Feel lonely. Banget. Pengen ngomong, pengen bicara. Tapi nggak bisa. Semesta tak mendukung. Yang satu orangnya tidak pernah seriusm yang satu, aku tidak begitu kenal secara pribadi.
Delapan
Jam setengah empat subuh
And when I open the book. I hate to see these picture. Why I should see your picture there? Only your picture. Not real you.
Aku kangen kamu.
Tapi aku tidak tahu harus bagaimana.
Atau.
Aku tahu harus gimana.
Tapi nggak tahu harus kemana.
Nggak tahu harus bagaimana. 😰
Hari ini kami rencananya mau kerja sampe titik darah penghabisan. Cieee.. 😜 kemarin aku pinjam kunci ruang RGSR. Lalu bikin duplikatnya demi kemudahan dan kepentingan bersama.
Kriminal memang.
Kerja terus, biar aku lupa sedihku. Seperti senin lalu, padahal aku tahu hari itu lelah luar biasa. Selesai kerja jam 5 sore, jam setengah tujuh malam sudah dijemput teman teman. Kami berlima pergi hingga jam sembilan malam. Ada yang ulang tahun.
Sembilan
Sebenarnya dilarang ibu dan bapak. Enggak dilarang seperti anak kecil sih. Hanya mereka khawatir melihat bulatan hitam di sekitar mataku. Aku nampak lelah.
Tapi aku dengan sombongnya tetap pergi. Aku mau melupakan sedih. Tapi tidak bisa. Bener kata orang, lari dari masalah tidak akan menyelesaikannya.
Sepuluh
Kerja bareng kedua temanku ini, aku benar benar mendapat sesuatu. Sama seperti kalau aku kerja bareng DW, bikin maket, panitia kulap, atau kegiatan lain.
To be honest, I dont like read motivation book. Something abouy how to be a good leader, or organisation technique, step by step communication is.
Aku cepat lupa. Pelajaran sejarah adalah pelajaran yang aku tidak suka. Metodanya yang salah. Menghapal. Lupa. Msnghapal lagi, lalu lupa.
Ah, jadi panjang 😅
Yang ini aku sampaikan tadi adalah I ve got my lesson by through the experience.
Sebelas
Jam empat lewat lima menit
Dengan kontak langsung. Itu yang aku anggap pelajaran. Apa aku bisa kerjasama dengan orang lain? Bisa menghadapi atasan? Klien?
Dan menurutku, tidak semua orang punya pengalaman yanh sama.
Itu kenapa aku tidak pernah (bisa) bicara.
Tidak kepada kamu. Tidak kepada orang tua. Tidak juga kepada teman yang lain.
Aku tidak pernah bicara terlalu dalam dengan orang lain.
Dua belas
Apa aku orangnya terlalu toleran? Aku hanya tidak ingin orang lain ikut terbebani.
Aku rasa karena sejak kecil, kami diajarkan seperti itu. Perbedaan suku orang tua, perbedaan selera, perbedaan teman, tingkah laku. Hidup berpindah pindah ternyata ada gunanya juga.😌
Tiga belas
Jam 4 lewat 17 menit
Sebentar lagi adzan subuh. Perasaanku sudah mulai lega. At least sebagian besar sudah aku keluarkan. Dan aku masih belajar. Pelajaran hidup tak hanya dari kedua orang tua. Tapi seekor anak ayam.
Kamu masih ingat?
Anak ayam yang ada di halaman rumah? Dulu dibeli 500 perak, adikku yang membawanya dari sekolah. Kasihan katanya.
Namanya juga anak ayam. Masih kecil, ributnya luar biasa. Mungkin dia rindu ibunya. Kami seisi rumah tidak tahan mendengarnya.
Dan yang kena sasaran adalah adikku. Buang saja, beri dia makan..ini, itu, ini, itu.
Tapi anak ayam itu tak mau diam. Akhirnya kami selimuti, dan dia diam kesenangan.
Pulang kulap 10 hari, aku dapati anak ayam itu sudah tinggal di halaman. Bulu sayapnya sudah tumbuh. Dan dia survive!
(Jam weker sudah berbunyi)
Cari makan sendiri, kadang dikejar kucing, kadang dipatuk ayam yang lebih besar, kadang tertidur di pot bunga. Tapi hei! Dia hidup. Lonely, tapi dia bertahan. Andai dia bisa bicara.
Empat belas
Kamu ingat kucingku? Kucingku yang sebelumnya, begitu.
anak anaknya tumbuh besar, akan ia lepaskan. Mungkin dalam pikirannya, tugak emak sudah selesai ya. 😁
Tapi, kucingku yang sekarang, baru kali ini aku tahu. Begitu sayangnya ia pada anaknya. Bahkan ketika tubuh anaknya hampir sama dengan induknya, ketiks anaknya tidur, masih dipeluknua. Dimandikan, kadang dibawakan cicak, capung untuk teman mainnya. Pernah satu ketika anaknya demam, badannya panas dan tak mau makan.
Ia duduk dengan setia menunggui anaknya.
Cinta sekali dia pada anaknya. I think our parent always do the same thing.
Hampir subuh. Jam 4 pagi 37 menit.
Aku tetap sayang kamu.
Tapi aku tak mau berharap lagi kapan bisa bertemu.
Sudah adzan subuh.
Aku pamit.
Mudah-mudahan ada kesempatan untuk memberikan surat ini untuk kamu.
Kalau ada waktu yang tepat.
Sekian
0 comments:
Post a Comment