Sejak kamu ceritakan hal itu, aku jadi kepikiran. Kenapa perasaanku tidak enak begini ya? Atau memang hanya perasaanku saja?
Sebenarnya aku sudah menduga kalau kamu minta pisah. Ingin dekat dengan Tuhan? Cih! Alasanmu masih belum bisa aku terima. Dan kamu ingin proses yang benar dan akan dimulai dari sekarang. Bullshit!
Andai ini terjadi setahun lalu, mungkin aku tak perlu berpikir dua kali. Aku akan setuju 100% bisa jadi karena sudah tidak cocok lagi dan karena belum jodoh. Mungkin.
Tapi sekarang? Terlanjur sayang aku sama kamu. Bisa-bisanya kamu bicara seperti ini.
Kamu ingat? Ketika lebaran lalu? Saat itu kamu bilang ingin lepas. Tak mau ada ikatan.
Tahukah kamu apa rasanya?
Sakit!
Ini keputusan sepihak. Tidakkah kamu lihat apa yang aku rasa?
Aku tidak mau putus.
Brengsek kamu. Kamu sudah bergerak ke arah yang lain. Kamu tidak mau mencari jalan tengahnya. Berkali kali bilang mau pisah.
Aku tidak sanggup lagi.
Entah, kalau sudah begini aku jadi buruk sangka. Menurutku, kamu hanya bermain-main saja. Tak serius. Hanya ingin menyakiti.
Pengen nangis.
Pengen nangis.
Pengen nangis.
Apa dengan tangisan bisa menyelesaikan masalah?
Mungkin.
Mungkin di kemudian hari aku TIDAK akan kenal kamu lagi.
Aku mau lupa.
Semuanya.
Aku tahu
0 comments:
Post a Comment