kamis 20 maret 2008
Subuh itu, kendaraan yang kami tumpangi baru saja tiba di kaki gunung Dempo. Kami penumpang terakhir yang diantar pagi buta itu. Setelah menempuh delapan setengah jam perjalanan dari kota Palembang.
Tubuhku terasa penat walau sempat tertidur sejenak di dalamnya. “Telat luar biasa” keluhku. Semalam, kendaraan kami, baru beranjak pukul tujuh malam dari pol travel Telaga Biru di Palembang dan langsung meluncur menuju Pagar Alam, padahal setidaknya pukul satu malam kami sudah tiba disini.
Kami berempat –saya, joko, suwasti dan dotten- Berangkat dari Jakarta kemarin, hari Rabu tanggal 19 Maret 2008. Kami tiba di Palembang siang hari dan disambung dengan travel menuju kota Pagar Alam.
Mendadak hilang kantukku, ketika aku keluar dari mobil. Dingin. Samar masih dapat kulihat gunung tertinggi di bumi Sriwijaya itu. Tingginya 3159meter. Enggan membangunkan Pak dan Mak Anton, kami bergegas menuju pondok pendaki yang ada di belakang rumah Pak Anton. Bedeng kayu dan seng sederhana. “Penuh!” bisik Joko. Kulihat orang bersarung sleeping bag tidur berjejal memanjang. Bahkan ada dua tenda yang di gelar di depan pondok karena tak kuasa menampung penghuninya.
Hari ini awal yang melelahkan bagi kami berempat. Walau kami sempat tidur di jalan, namun tak selesa rasanya. Sambil bebenah di teras rumah Pak Anton, rencanapun kami susun ulang. Sebagian barang yang tidak kami perlukan, kami titipkan di rumah Pak Anton. Kami akan naik hingga pos 1 saja dulu. Pos ini ada di ketinggian 2165 meter. “Sekalian aklimatisasi ” Baru keeesokan harinya kami sambung hingga puncak Dempo dan kemudian turun menuju pelataran untuk bermalam. Pelataran yang dimaksud disini adalah sebuah lapangan terbuka, sebuah lembah kecil yang diapit oleh puncak Gunung Dempo dan puncak Gunung Marapi.
Ada satu hal yang lupa kami perhitungkan. Yaitu hari libur nasional. Tentunya tak ada truk pengangkut pemetik teh yang dapat kami tumpangi. Menurut informasi yang kami terima sebelumnya. Truk pengangkut pemetik teh berangkat pukul setengah enam dan setengah tujuh pagi menuju kampung 4.
serpong 28 maret 2008 ; 20.46
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment