Krakatau 25-26 September 2004







Je Je eS (Jalan-jalan … suit suiiiiittttttt) PDF Print E-mail






Tuesday, 28 September 2004

ImageKrakatau 25-26 September 2004


posisi?
ada sms masuk, padahal saat itu saya baru saja masuk gerbang ruang tunggu terminal kampung rambutan.


Jam sebelas malam lewat sedikit. Suasana disana riuh rendah…. HC’ers dan temennya temen HC’ers (bingung ya?) sudah bertebaran dimana-mana …. Saat itu peserta yang start dari terminal kampung rambutan sudah lengkap. Hanya tinggal menunggu saya dan Joe yang muncul paling akhir. Bersalam-salaman sejenak. Sebagian sudah pernah ketemu dan pernah jalan bareng (joko, Ika, Ibeth, santia, Iyan, simon, Erwin, Age, dll) tapi sebagian lagi baru kenal. (Halo Linda, Ariya, Ayu, Zul, Ida, Desi, Sidiq, Kris, dll apa kabar semuaaaa??? apaaa? Nggak kedengeraaaann…baik yaaa?) Ical langsung menyalami saya. Sebagai ketua regu, ia bertanggung jawab akan anggota regunya.. (mengedipkan sebelah mata pada Ical..uhuk! uhuk!) Berikut Jenny, walau batal ikut, tetap mengantar kepergian kami hingga kami semua sudah naik ke dalam bis.


Setengah dua belas malam, bis kami sudah meluncur meninggalkan Jakarta. Perjalanan bertambah seru karena Joe membagi-bagikan T-Shirt Kereeenn Je Je Es Krakatau. ..(Ada yang luntur nggak sablonan-nya? … maklum lah ya… budget 25 rb per kaos plus dikerjakan ngebuuuut oleh superman dalam waktu 4 hari.... sori yaaa....) dan Simon sibuk membujuk setiap anak untuk memegang sekantong permen. (dipegang ajaaa! Bukan untuk dimakan!)


Sementara itu pada saat yang bersamaan, rombongan Aris Kunlun, Nining, Aya dan Tammy bergerak menuju Pelabuhan Merak. Rombongan Aditya dan Ronny sudah berangkat sejak jam 8 malam tadi dari Bandung. Kemudian Hendri dan Sato San (kalo yang ini teman kami dari Jepang!) ….. menyusul pula ke sana.


Jam satu malam …(lupa deh… jam ½ dua kali ya?) … kami semua sudah duduk dengan manis di lantai ruang tunggu pelabuhan. Masih menunggu Ronny dan Aditya. Hendri dan Sato San masih jauh dalam perjalanan. (mereka berdua akhirnya berangkat dengan kapal ferry yang berbeda dengan kami)


ImageJam 3 subuh, kami sudah siap di dalam badan kapal. Sebagian melanjutkan tidurnya di bangku yang ada. Sedangkan sisanya, berjalan-jalan di dek kapal dengan penuh semangat. (barangkali dengan harapan bisa lebih cepat sampai di Bakaheuni).


Jam 5 subuh… perahu sudah merapat di pelabuhan. Semua sibuk berbenah. Yang masih tidur segera dibangunkan. Sementara dering telpon dari Hendri, mengabarkan mereka berdua sudah merapat pula di dermaga yang lain.


Jam ½ enam pagi
Akhirnya full team juga!!! Walaupun harus berkorban perasaan… ihik! dengan 31 orang peserta yang sekaligus mengaku sebagai fotographer kawakan, sulit juga ya untuk mendapatkan satu foto keluarga lengkaaapppp! Rencana semula sih cuma dua mobil angkot yang kami carter langsung menuju Pelabuhan Canti. tapiiii, mengingat banyak yang bertubuh all size (ha..ha…..) apa boleh buat! Dengan tambahan satu angkot yang kami culik dengan paksa, di pagi yang cerah itu nampak beriring-iringan tiga kendaraan menuju Canti.


Hampir pukul 7 pagi
Di tengah perjalanan kami berhenti sejenak di Kalianda. Sarapan nasi uduk! Super lengkap ala prasmanan. dengan lauk pilihan ikan, telur dadar atau ayam goreng. Si penjual nasi uduk mungkin rada bingung dengan serbuan yang begitu mendadak ini. Yang makan sampe tumpah ruah di beranda warungnya.


Hampir jam 8 pagi
Sampai juga di pelabuhan Canti. Pelabuhan ini tidak begitu besar. Hanya ada satu pendopo ruang tunggu, beberapa warung, satu gardu pos penjualan tiket. dan satu dua angkutan umun yang sedang menunggu penumpang. Semua bergegas berjalan ke dermaga. Ramai suara roller shutter kamera yang berbunyi dari sana sini. Dengan membayar 5000 rupiah perorang tepat jam 8 pagi kami berangkat dengan perahu kayu bermotor menuju pulau Sebesi. Joko, Aditya, Age dan Ronny berebut duduk di haluan dan berkhayal ala Titanic. Sementara di dalam kapal, duduk dengan manisnya beberapa anak yang sudah manis (dan beberapa yang sudah mabok laut). Mereka bersama-sama berdoa dengan khusyuknya berharap segera tiba. Sementara di atas atap kapal, saya, Ibeth, Santia, Joe, Hasan,, Kris, Erwin… Cs, yang dengan Pe De-nya (bukan Pak De-nya lho!) berjemur ala pantai dengan payung terbuka dan kacamata hitam di hidung masing-masing…. Perjalanan roller coaster baru saja dimulai!


Jam 10 pagi
Tiba di dermaga p. Sebesi. Ada yang terkikik-kikik di belakang.. Ical? Muntah? ….. dan ia tidak sendiri teman-teman…korban hari ini ternyata bertambah dua orang… Anie dan Desi… Syukurlah…. Mereka baik-baik saja kok… langsung dibawa ke aula tempat kami menginap. Aula ini semacam pendopo yang cukup besar. Nantinya disana adalah tempat kami ngumpul dan tempat peserta cowok tidur. Sementara di samping pendopo ini ada tiga buah cottage (yang kami sewa 2 diantaranya) untuk peserta cewek. Pendopo dibersihkan, tikar dan bantal digelar. Pembagian kamar untuk peserta sudah diumumkan. Dan mulailah semua bergerilya sesuai dengan kepentingan dan minat masing-masing. Sambil menunggu waktu makan siang….. sebagian bergegas menaruh daypack, berganti kostum dan berjalan (rencananya sih… ) mengelilingi pulau! Sementara yang lain, menggelar matras di keteduhan pohon di tepi pantai. dan TIDUR! Sisanya tidur di pendopo aula… dengan angin sepoi- sepoi … Dan rombongan terakhir… apalagi kalau bukan pesta kelapa muda. Oleh Bapak penjaga cottage, kami dipetikkan kembang.. eh… salah… maksudnya kelapa muda yang masih fresh from the oven.


Jam 1 siang
Team penjelajah sudah kembali. (Hendri, Nining, Desi, Joe, Linda, Zul, Ronny, Cs) dengan muka kemerahan mereka melaporkan kegilaan mereka berjalan di tengah hari bolong. Berharap dapat melihat Krakatau dari ujung Sebesi. Bertemu dengan penduduk (yang lagi mengaso di beranda rumahnya) yang menatap dengan pandangan kagum luar biasa. Semula mereka tidak tahu apa artinya. Tapi kemudian baru mereka sadari ketika ada motor ojek melintas dengan cueknya…..“Dasar! Tahu gitu sih pake ojek aja!” Lunch Time! yang masih tidur dibangunkan, yang mau tidur disuruh makan. (??!) Kami makan prasmanan di pendopo. Lauk hari itu adalah ikan asin, telur dadar, tempe goreng, sayur asem plus sambel, lalap dan kerupuk! Lengkap sudah! Setelah itu, yang sudah booking tempat di tepi pantai, melanjutkan tidur siangnya.


ImageJam 4 sore
Dalam rangka menyambut sunset. Semua berjalan ke segala arah. Ada yang menerjemahkannya dalam bentuk istirahat saja di cottage. Ada pula seregu pasukan beranggotakan Aya, Tammy, Ronny, Desi, Hendri, Ehwan Cs memutuskan untuk menyewa perahu. Snorkel!!! Rombongan lain, (saya, Ida, Ika, Ibeth, Santia, Joko, Sidik, Ical, Linda, Elly, Ariya dan Ayu) melanjutkan acara susur pantai dengan ojek! Hi..hi…..tapi karena tidak sepakat soal harga. Tetap jalan kaki deh! Ternyata medan semakin berat! Setelah pantai pasir putih yang indah… kami harus menerabas hutan bakau dan…. Kebun orang! Lha?!!! Acara berubah menjadi susur kebun orang! Ha..ha….


Jam ½ enam sore
Kelompok susur kebun terpecah menjadi dua. Karena tertinggal dari rombongan, Saya, Ibeth, Ical dan Linda memutuskan untuk berhenti. Bosen nunggu, akhirnya kami putuskan untuk kembali lagi ke base camp. Bukannya congkak bukannya sombong… di tengah jalan kami bertemu dengan Aris Kunlun dan Zul yang lagi berenang-renang di tepi pantai. Tergoda? Sudah pasti. Dengan kostum lengkap, Saya dan Ibeth langsung bergabung dengan mereka. Segala gaya dikerahkan. Gaya batu, gaya punggung, gaya olimpiade.. semua deh! Tak lama kemudian, Sato San, Hendri, Kris, Hasan, Ehwan, Tammy dan Aya muncul dan langsung nyebur dan terus berendam sambil menatap matahari yang terbenam di balik gunung Sebesi…..


Jam 7 malem
Semua baru pulang maen! Hilir mudik di sekitar pendopo dan cottage. Penuh dengan celotehan petualangan sore itu dan ngantri di depan kamar mandi. Menjemur handuk dan nongkrong makan kacang. Yang sudah rapi bebenah….. menggelar tikar dan duduk di pendopo.


Jam 8 malem
Makan malam kali ini ditemani dengan lauk ikan bakar (ditemani doang? nggak dimakan dong? He..he… maaf teman-teman, maksudnya dimakan gitu..) ditambah dengan sambal kecap dan sambal terasi…hmmmmmm…. Udah disiapin sih ikan untuk barbeque…. Tapi demi memperhatikan, menimbang dan memutuskan protes dari beberapa cacing kami …. Makan dulu laahhhh!!!! Selesai makan, kami duduk membentuk lingkaran (mau bikin jajaran genjang rada susah ya….!) Saling memperkenalkan diri dan menyampaikan kesan dan pesan…Dengan dipandu MC ternama, IKA!! (paling tidak diantara rekan-rekan, tetangga dan keluarga), acara cukup meriah. Apalagi setelah itu diadakan briefing singkat mengenai kegiatan esok hari ke Krakatau. Semua nampak kelelahan. Tapi adaaaaaa aja yang kelebihan energi… sebagian peserta masih melanjutkan acara bakar ikan disana. Sato san saja sampai nambah. “Berapa kali Sato san?” dan jawabnya …. “Saya tidak mengerti BAHASA…!!!” jawabnya sambil nyengir…. he…he… (buat pembaca yang merasa konteks kalimat ini tidak nyambung…berikut ini penjelasannya : walau sudah satu tahun di Jakarta, cukup banyak mengerti dan pandai berbahasa Indonesia. Tapiiii…. Kalau dia tidak yakin untuk menjawab pertanyaan kami… cukup singkat padat dan jelas.. dengan santai ia akan berujar.. “Saya tidak mengerti bahasa” … he..he..)



Jam 10 malem
Sudah mulai lelap satu demi satu. Sweet dream!


Jam 5 subuh
Joe menggiring kami semua masuk ke dalam kapal. Sementara Joko masih menumpang mandi di cottage yang saya tempati. Diiringi Ibeth yang mengomel panjang pendek…. “aduuuhh…lelet banget sih!” Pada saat yang bersamaan makanan pesanan kami masih dibungkus oleh penjaga cottage dan pasukannya. Semula kapal yang kami carter ada 2 buah, tapi karena gelombang sangat besar sudah sejak semalam si pemilik perahu menyarankan kami untuk menggunakan perahu yang lebih besar. Kami terima!


Jam 5.30 subuh
Barulah perahu bertolak dari dermaga dengan diiringi lambaian tangan penjaga cottage dan crew, duh romantisnya! Pelan-pelan, kami mulai meninggalkan pulau Sebesi. Ombak sangat tinggi. Bahkan team yang kemarin berjemur di atap kapal tidak diijinkan untuk mengulang kejayaan mereka. Semua duduk dengan patuh di dek belakang. Matahari belum juga muncul. Saya, Ibeth, Joko, Zul, Hendri, dan Erwin dan segenap Mat Kodak lainnya sudah bersiap di sisi timur kapal. Bersiaga penuh dengan kamera di tangan.
“Hari minggu sih Ries!” kata Joko…..
“Matahari bangunnya kesiangan!”
" …Huaaaa…. "
“Dipanggil dong! Dipanggil! Biar dia keluar!”
" huaaaaa………!!!!!"
Sebagian besar meneruskan tidurnya di dalam kapal. Sedianya makanan yang sudah dibungkus tadi akan dimakan didalam perjalanan. Nggak ada yang minat untuk makan. Konsentrasi penuh menjaga keseimbangan.


Jam ½ 8 pagi ..
Tiba juga kami di pulau anak Krakatau.. Karena tidak ada dermaga dan kapal tidak dapat merapat ke pantai, bergantian kami turun dengan menggunakan perahu rescue… (yang udah liat foto pasti udah tahu dong!)
“Daratan!” “Daratan!!!” Hasan yang mabuk laut mengucap syukur, kakinya menjejak pasir hitam, hanya ada satu pos kosong dan papan tulisan selamat datang di pulau Anak Krakatau. Keranjang makanan sudah diturunkan. Kami semua berebut sarapan nasi goreng dengan tempe bumbu pedas.. Setelah kenyang, dan mulai bisa berpikir jernih. Satu persatu menyiapkan peralatannya. Sepatu dipakai, daypack diisi air dan logistik. Topi, kacamata hitam dan payung juga disiapkan. Rencana hari ini adalah trekking santai menuju puncak Krakatau. Semua antusias! Team hura-hura dan team hore-hore tidak ada bedanya. Simon : kostum pakaian tidur lengkap dengan kain bali pantainya (kemudian baru saya tahu bahwa kain tersebut digunakan sebagai penutup kepala ala padang pasir) Iyan : dengan kostum bola lengkap bernomor 20 dilengkapi kaos kaki sebetis berwarna ungu. Zul, Ibeth : dengan seragam piknik berwarna orange terang Age, Aya : kostum ala pantai lengkap dengan tas bunga-bunga Ronny : semula berkostum renang. Tapi urung karena semua pada trekking!! Joko : dengan celana selutut ala kakak Pembina.. (jadi inget pramuka deh..) Santia : Celana panjang training dan kaos putih… “kita mau jogging kan? Mau jogging?” sadar kalo saltum Kris : berusaha bermoon walk dengan satu sarung tangan warna merah di tangan kirinya…. Berfoto lagi di depan papan Tulisan Selamat Datang. Pelan-pelan, beriringan mulai berjalan mengikuti jalur yang cukup jelas di samping pos kosong tadi. Meninggalkan kami, “team sweaper yang nantinya akan di sweaper” di belakang. Saya, Ika, Joko, Ibeth, Santia dan Ronny masih berbenah. Joko masih berganti kostum dan mengeluarkan radio,. Ronny berganti kostum lagi…..(maklum..ternyata celananya robek.) Sisanya, masih berdiri di depan papan Selamat datang. Rupanya, tadi waktu difoto ada dibarisan belakang… nggak keliatan! Ha..ha . . . . dan bersikeras untuk berfoto kembali.


Jam setengah sembilan kami mulai berjalan. Hanya sebentar melewati hutan pinus dan kemudian mulai memasuki medan berpasir. Jalan masih datar. Tapi nun jauh disana, temen-temen lain mulai menapak tanjakan pasir. Kami berenam jalan dengan amaaaatttt santai. Setiap 5 meter berhenti sejenak. Apalagi kalau bukan untuk berfoto sekaligus menarik nafas..


Jam 9 pagi
Kami sudah ada di tepi kawah pertama, masih di sadel. Belum sampai ke puncak sih…. Sempat berfoto dengan serombongan turis Australia yang juga bertujuan sama. Saya, Ibeth, Ika, Santia dan Joko …. Istirahat sejenak. Kami duduk. Foto-foto. Logistik summit attact kami habiskan disini. Joko sempat tertidur dengan payung orange terkembang dan Ibeth mondar-mandir dengan payung peachnya. Ada setengah jam barangkali kami ha ha hi hi disini. Dalam perjalanan lanjutan rombongan kami berpapasan dengan regu Aya, Linda dan Elly yang turun sebelum mencapai puncak. Disusul Ariya dan Ayu (yang nampak pucat…aduh…. Lagi nggak sehat ya Yu?) setelah memastikan air cukup, baru kami lepas mereka untuk turun. Nggak berapa lama, korban berikuuuuut…kami temui Ida yang sedang bermuram durja. Ikatan rambutnya sudah terurai sejak tadi. Topinya sudah entah kemana, jaketnya hanya terpasang sebelah… sementara itu tas kamera sudah teronggok pasrah tak disentuh lagi… “nggak sanggup naek! gua nunggu disini aja! Kalo ada yang mau turun … ikuuuuutttt” Mulai deh… jurus-jurus bujukan maut ala pendaki dikeluarkan. Mulai bilang : ”kalo jalan liat kebawah aja Da .. jangan sering-sering liat keatas…biar nggak stress” (iyalah..kalo liat keatas pasti jatuh dong!) “kalo capek nih Da…. Loe nengok ke belakang deh… pemandangannya baguuuuus.. sekali” (mudah-mudahan dia nggak takut ketinggian ya?) “jalan lima langkah…. trus istirahat …” sampai obrolan ngalor ngidul dengan harapan dapat mengalihkan perhatiannya. Berhasil juga….. sementara temen-temen yang lain udah mulai turun. Nining yang berpapasan dengan saya berkomentar… “Sebentar lagi Ries, lima menit juga nyampe!” Sedang Aris Kunlun Cuma bilang… “Tuuuh.. Ika uda diatas! Lagi muterin kawah!” … busyet anak satu ini. Pake energizer kali ya?


Jam 10 pagi
Tiba dipuncak! Disana hanya tersisa Santia, Ibeth, Ika, Ronny, Aditya, dan Joe. Sedangkan di belakang sana masih tertinggal Joko dan Ida. Tanpa beban seraya bertolak pinggang (daypack sudah dibawa Ibeth, red) Joko memberi laporan… ” Bayangin Ries… saya tadi udah nggak kuat. Mau turun aja!!! Eeeh… nggak boleh ! malah diomelin sama Mbak Ida. Nggak boleh turun!” Ida cuma nyengir. Kami berfoto-foto dengan riang gembira. Nggak berapa lama kami langsung turun.


Jam 11 kurang 5 menit
Tidak sampai setengah jam… kami sudah mencapai base camp. Sementara itu temen-temen yang lain makan siang dengan nasi bungkus yang kami bawa tadi. Sebagian yang lain, memilih makan di perahu saja. Aris Kunlun dan Sato San (nggak tahan juga, kemudian Aya nyusul bergabung) …. apa lagi kalau bukan berenang-renang dan mendaulatkan diri mereka sebagai ABK. Membantu perahu rescue mengangkut penumpang (plus keranjang makanan) kembali ke kapal. Perjalanan pulang ini jauh lebih lama Cing! Empat jaaaammmm langsung ke Pelabuhan Canti. Itulah sebabnya…. Mengapa semua berlari ke semak-semak memenuhi panggilan alam.


Jam 11.30 siang
(situasi : di dalam perahu)
badan capek, perut kenyang, ombak kecil-kecil, cuaca cerah serta angin sepoi-sepoi…… Saat itu tidak ada yang mau menjadi superhero untuk nangkring diatas atap kapal. Apalagi yang akan dilakukan saudara-saudara kalau bukan tidur siang. Semua mengambil posisi masing-masing. Nining dan Aris Kunlun terangguk-angguk di samping nakhoda yang sedang bekerja. Di kabin belakang kemudi, tiga orang tergeletak lupa diri…. (saking nyenyaknya) Iyan, Tammy dan Hendri…… Sedangkan di badan kapal… Zul tertidur dengan sarung kesayangan… (di kira pos ronda apa?) Ariya, Ayu, Anie, Ehwan, Aya, Elly, Linda, Ical, Aditya dan Ida dengan posisi yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, duduk, terlentang, terbalik…. semua deh! Sedang di dek belakang….. saya sendiri, Joe, Ibeth, Santia, Joko, Ika, Erwin, Desi, Kris, Sidik dan Hasan.. diantara daypack-daypack lainnya… lalu, SISANYA???!!! Ada DIMANA ???!!? (panic style) Bukan… bukan lagi berenang mengejar perahu ya… tidak seheboh itu lah yaa…. Simon, Age, Ronny dan Sato San tertidur di gang dan menghabiskan badan jalan.


Jam 3 sore lewat dikit!
Pas banget nyampenya. Padahal kemaren, angkot carteran kami sudah kami wanti-wanti untuk menjemput kami kembali tepat pukul 3 sore. Entah karena mereka sangat disiplin mengenai waktu. Baru lewat dikit aja dari waktu yang ditentukan, salah satu angkot sudah pergi lagi narik penumpang. Sambil menunggu, beberapa malah pesta es bubur hijau .. (apa ya namanya?) dan terbirit-birit pergi ke toilet. (iyalaaahh.. empat jam di dalam perahu….) Begitu angkot sudah lengkap bergegas kami masuk kedalamnya. Dengan formasi pasukan tetap seperti semula kembali meuju pelabuhan Bakaheuni. Beberapa kali iring-iringan kendaraan kami berhenti. Beberapa peserta punya ide seru untuk lanjut dengan pesta duren…… (gubraaaaaakkkk!!!! catatan : posisi jatuh ditimpa daypack) tapi .. lagi-lagi masalah harga… terpaksa pulang dengan tangan hampa.


Jam 4.30 sore
Hanya sejam perjalanan kami sudah tiba di pelabuhan Bakaheuni. Langsung beli tiket dan masuk ke dalam kapal. Tiket kelas ekonomi seharga 5500 perorang, tapi karena penuh sesak, kami pindah ke ruang yang lebih adem dengan menambah hanya 2000 per orang. Sebagian besar menghabiskan waktu dengan ngobrol. Ida sudah tergeletak di lantai beralas koran. Tidur! Saya, Ika, Tammy dan Aya… hunting es krim dan makan pop mie… he..he…..


Jam 6.30 malem
Akhirnyaaa… tiba juga di pelabuhan Merak. Semua tidak sabar untuk segera pulang. Tapi tiba-tiba Joe menahan laju gerak kami. “kita duduk dulu disini yaaa…. Sambil nunggu yang lain yang mungkin pada ingin ke toilet” Berdalih menunggu temen-temen yang lagi ke toilet padahal pada saat yang bersamaan Age sedang diutus untuk mencari Rumah Makan Padang Sederhana ‘yang harganya sama sekali tidak sederhana” tunggu punya tunggu… sama sekali tidak ada yang punya keinginan untuk ke toilet. Hingga segera tersebar rumor diantara kami yang menunggu pada saat itu. “Jangan-jangan Joe sendiri yang pengen ke toilet!” dan kami semua hanya bisa duduk dengan pasrah di lantai ruang tunggu pelabuhan. Age muncul dengan berita gembira “target sudah ditemukan!” Kami berjalan menuju rumah makan padang di pelabuhan. Tepat di seberang terminal bis. Seluruh meja fully booked oleh peserta Je Je eS. Bahkan meja orang lain yang masih makan pun, dengan sabar kami nantikan Sistemnya sangat sederhana. Satu-persatu berbaris dan melapor kepada petugas. Memilih lauk. Dibawa ke meja masing-masing dan makan!


Antara jam 19.30 malem lewat….
Age berhasil nego bis menuju Kampung Rambutan. Kami ber 29 sudah dapat duduk dengan manis di dalam bis. Sedang Ronny dan Aditya langsung pergi dengan bis yang menuju Bandung. Selesai sudah petualangan kami ke Krakatau. Besok Senen sudah beraktifitas dengan kegiatan rutinnya masing-masing…….. kapan-kapan … jalan bareng lagi yuuuuukkk!!!


(Dooorr!!! Serius amat bacanya! udah… udah tamat ceritanya…..)

0 comments:

 

hujan, jalak dan daun jambu Design by Insight © 2009